Mengenai Saya

Foto saya
hamba Allah, muslimah, giziers 4 tahun kedepan jadi ahli gizi (aamiin). bila ada jajaran terdepan dari pendakwah muda coba cari saya pada barisan itu!! Allahuakbar!

Sabtu, 19 Mei 2012

Curhat dikit

Gue pernah bilang.... "hidup itu sekenario" Semua orang sering menangis dalam tawa dan tertawa dalam tangisnya. Dan gue udah terlalu lama menjadi seseorang yang sering tertawa di dalam tangisan hati gue. Gue pendusta besar pada diri gue sendiri. Sebuah deretan puisi membuat hati gue menjadi benar2 keras. puisi kahlil gibran, "lagu gelombang"




lagu gelombang

Aku telah bernyanyi untukmu
Tapi kau tidak juga menari
Aku telah menangis di depanmu
Tapi kau tidak juga mengerti
Haruskah aku menangis sambil bernyanyi

Haruskah seluruh nilai terabaikan
Agar kau bisa menari dan mengerti
Atau haruskah cerita itu terulang
Agar aku bisa menangis dan bernyanyi
Haruskah tarianku lebih vulgar
Agar kau bisa memahami
Atau haruskah aku berteriak
Agar kembali menjadi manusia tak tau diri
Haruskah aku berdiam diri
Agar tarianku tersembunyikan
Ataukah harus aku berontak
Agar kau bisa melihat tarianku
Haruskah aku memaksa
Agar kau merasa terdesak
Ataukah harus aku mematung
Agar kau tak merasa tersudut
Haruskah aku menghilang
Agar kau tak merasakan beban
Ataukah harus aku pergi
Agar kau tak perlu mengilangkan diri
Haruskah aku ...
Harusnya aku menyadari
Kau tak butuh nyanyian dan tangisan
Harusnya aku pahami
Kau tak ingin diberi nyanyian dan tangis
Harusnya aku mengerti
Kau tak ingin menari atau mengerti
Harusnya aku ...
Harus aku kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Bernyanyi dan menari
Harus aku tak kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Meluapkan nyanyian dan tangisan
Harus ...Harusnya arus ini mengalir
Namun ia tak peduli
Pusarannya terlalu kuat
Melingkar-lingkar di dalam buntu
Menjambak harga dari sebuah nilai





gue merasa kalo waktu gue seketika berputar memutar semua memori di kepala gue. memori tentang dia, dia yang selalu hadir dalam hidup gue selama beberapa tahun ini. Dia yang selalu menghibur gue, namun tak jarang dia selalu menyakiti perasaan ini. Sepertinya seketika itu juga tubuh gue bener-bener tak berkutik, bibir gue ga bisa bergerak, lidah gue terasa keram. Tetapi air mata gue perlahan mengalir. Semua memori itu terputar jelas di kepala gue, semua tentang dia dan gue. Semua rasa sakit yang gue alami, semua rasa bahagia yang dia ciptakan. Dan semua ketidak tauan dia tentang perasaan gue.
Perlahan gue semakin mendalami rasa gue yang sia-sia, perlahan pula gue semakin berpikir bahwa yang gue lakukan itu tak akan berujung bahagia. Seminggu lebih gue di rundung kegalauan. Semua temen-temen gue hampir ga percaya kalau gue bisa kayak gini.
Bella : "sejak kapan mbeh gue yang paling sabar sedunia jadi bosen untuk sabar?"
Asri : "nggi lo nangis? lo itu orang terkuat yang pernah gue kenal gi. tapi sekarang? kenapa lo cengeng"
Itha : "anggi nangis? gi........."
dan sederet orang-orang yang lain. Mau berkata apa juga gue ga bisa nyembunyiin, gue udah terlalu lama bersembunyi, gue udah terlalu lama bersandiwara. Terlalu lama gue menangis dalam setiap canda tawa gue. Mungkin hati gue udah menjadi runtuhan sekarang. entahlah gue ga bisa berhenti menggalau...

saat pertama masuk SMA, gue menyibukan diri semata buat melupakan semuamuamuamuanya! tapi SIA-SIA!!! gue semakin terjerumus. 

begitu pula puisi yang berjudul "aku si telaga".



akulah si telaga

:berlayarlah di atasnya
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
perahumu biar aku yang menjaganya

gue merasa, gue telaganya. gueyang menjaga perahunya, gue yang membiarkan dia menjumpai kehidupannya setelah dia menerjang ombak. aku yang menjaga perahunya. aku yang selalu menjaga perahunya! KINI sungguh gue udah jenuh terus menerus menjadi telaga-nya!

dan yang paling gue bener-bener meneteskan air mata saat membaca puisi "sajak-sajak kecil tentang cinta"



Sajak - sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjelma aku


oke di postingan berikutnya gue bakal bulis hasil puisi-puisi gue :D
don't miss it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar